Bukan prosa nan indah.
Tapi secuplik kisah kekuatan doa.
Yang aku sendiri susah menjelaskannya.
24 Januari kemarin telah aku lewati.
Dua hari sebelumnya aku merasa ngeri.
Bangun tidur, tidur lagi.
Selalu mengingat hari yang dinanti.
Tepat hari itu aku memberanikan diri.
Menarik nafas untuk bersiap diri.
Berhadapan dengan 2 penguji.
Fikiranku serasa tidak sadarkan diri.
Tentang doa, aku tahu tidak ada duanya.
Terlebih doa orang tua.
Serius, aku sudah membuktikannya.
Doa kita sekalipun, tidak mengalahkannya.
Dua orang yang bukan lagi berusia muda.
Aku menyebutnya orang tua.
Salah satunya menenangkan.
"Abahmu wes melek ket bengi, tenang".
Pagi menjelang siang waktu itu.
Semua dimulai dengan ketegangan, menurutku.
Tapi siapa sangka bahwa takdir memihakku.
Ah, Bukan. Itu kuatnya doa orang tuaku.
Pesan: Tidak ada yang perlu diragukan lagi dari sebuah doa. Minta semuanya kepada Tuhanmu. Ia tidak pernah salah memilih yang terbaik. Begitu kira-kira :))
Oh iya. Ini secuplik pengalaman waktu aku sidang skripsi kemarin. Usaha udah, deg-degan udah, doa sendiri udah, tawakkal juga harus, tapi tidak ada lagi yang paling ampuh selain doa orang tua.
![]() |
Finally S.S.I. Perjalanan masih panjang :)) |
Dhul_