3/04/2019

Payung dan Tawa

Sore itu memang sore biasa
Tidak ada yang istimewa
Hujan mengalir begitu derasnya
Petir pun tak mau mengalah

Sore itu hujan deras
Awan menggelap bak sudah petang
Seseorang sedang bahagia dengan cucunya
Hujan dan petirpun di terjang

Tapi ternyata sore itu mendadak begitu haru
Laki-laki itu membuka payungnya
Berlari-lari menyeberang dan menjemput cucunya
Jelas, itu cucu pertamanya

Ia seakan tak ingat usianya
Ia pun tak ingat bahwa ia sudah melemah
Tapi tawanya kian menjadi obat baginya
Pertanda ia sungguh bahagia

Aku ingat betul bagaimana tawanya
Apalah aku yang hanya melihat dari bilik kaca
Tapi sudah turut bahagia
Menyaksikan senyum merekah dari bibirnya

Dhul_
Tentang abah, yang selalu rindu cucu-cucunya.


Tidak ada komentar: