7/07/2018
Untuk yang telah tiada
Saat suka menjadi duka
Tentang seseorang yang tak lagi membuka mata
Dan pasti untuk selamanya
Sedih aku tak dapat bersanding
Bak terhalang dinding
Aku rasanya susah berbaring
Fikiran seolah terbanting
Tentang seseorang yang telah tiada
Berkecamuk mengingatnya
Tapi harus ikhlas menerimanya
Yakin bahwa mereka bahagia
Kau tahu siapa mereka?
Yang baik hatinya
Kadang aku menyia-nyiakannya
Menyesal luar biasa
Berdoa satu-satunya cara
Untuk menyampaikan rindu yang menyiksa
Antara kehidupan abadi dan yang fana
Semoga mereka diterima di sisi-Nya
Allahummaghfirlahum 😢
(Mengenang orang terdekat yang lebih dulu menghadap-Nya )
Dhul_
6/14/2018
Kemenangan 1439 H
Bukan ingat mantan
Apalagi air santan
Bukan pula ingatan-ingatan terkesan
Hari kemenangan..
Salaman, makan, kupatan
Tak lupa es segar di atas nampan
Sungguh, ini suatu kenikmatan
Hari ini hari kemenangan kita
Menjamu tamu dengan tawa
Kerumunan anak-anak ceria
Mereka tak lupa uang sakunya
Hari ini kemenangan kita
Sebulan berpuasa
Menahan lapar pun dahaga
Tapi bukan itu saja
Menahan hawa nafsu
Yang sewaktu waktu tumbuh
Khawatir kita membabu
Nanti jadi abu
Ini kemenangan kita
Mengambil hikmah
Setelah sebulan berpuasa
Mengajarkan sabar tiada tara
Bagaimana tidak?
Kita suka khilaf mendadak
Untung saja tak sampai menabrak
Bisa jadi katak, ah tentu tidak!
Ini hari kemenangan
Maafkan atas segala kesalahan
Ucapan pun tak lupa perbuatan
Semoga kita bertemu tahun depan
Dhul_
6/12/2018
Makna Hidup 1
Ini salam untuk diri sendiri sih tepatnya. Ya gimana yaa reader dan writer ya aku doang.hehe
Salam untuk diri sendiri berharap selalu ada perdamaian dalam hidup ini.
Tulisan kali ini, aku mau nulis berbau sedikit argumen, curhat, yaa sedikit mengambil makna hidup dibalik suatu masalah. Hikmah dari masalah lah gampangnya.
Pernah ga sih kalian ngerasa gak ada lagi yang bisa dipercaya?
kalau kalian nanya ke aku, iya! akhir-akhir ini aku ngerasa ya tempat mengadu paling baik ya yang punya skenario hidup. Iya kan? siapa lagi coba?
Jadi nih, beberapa bulan lalu, selama 22 tahun aku hidup, baru itu merasakan kecewa sekecewanya. Beberapa orang menuduh aku melakukan hal keji yang sebenarnya gak aku lakuin. Fine, misal mereka yang gak kenal aku cukup dekat, aku bisa gampang ignore meskipun ya susah juga buat maafin. Parahnya si, temen deket pun ada yang tega cerita ke orang lain tentang tuduhan yang dia aja gatau tuduhan itu bener apa engga. Tapi bagiku, bener gak bener tuduhan itu, kalau itu aib si harusnya ga perlu crta ke orang apalagi orang itu bukan siapa siapa. Secara harga diri orang kan coy!
Tapi aku mencoba menyadarkan diri. Ini sebagian dari pendewasaanku. Aku belajar dewasa dengan masalah. Jadi, asal kalian tau aja sih ya, pendewasaan emang bisa diambil dari kisah apa aja. Bisa dari diri sendiri maupun kisah orang lain.
Dari masalah tersebut, aku bisa lebih memilih teman berkualitas aja si. Garis kehidupan yang aku ambil di sini, coba percaya sama diri sendiri, hargai diri sendiri, dan dengerin kata hati sendiri kalau semisal masih bisa dipikul sendiri. Karena terkadang, kalau minta bantuan orang pun malah makin rumit. Iya gak?
Namanya juga hidup, dasarnya bekal untuk diri sendiri di akhirat nanti. Bersosialisasi adalah perantaranya. Jadi, ya ini nih hidup. Kalau yang bikin gak nyaman, sekiranya bisa dicuekin ya cuekin aja si.
Begitu! :)
Dhul_
5/19/2018
Korban atau Tersangka?
Kutemui berbagai rintangan saat singgah
Jalan penuh liku hampir tak kuasa
Ini bukan hidup indah
Rasa sakit terurai berkali kali
Kehidupan sungguh tak apik
Mengangkat tawa pun terasa tak asik
Aku merasa diusik
Awalnya aku merasa disapu
Bak kotoran yang sudah terdahulu
Mereka tak tahu malu
Mengusik tanpa berfikir dahulu
Aku marah, setiap hari berurai amarah
Hati terasa panas hingga bernanah
Aku korban yang tak tahu arah
Merasa berhak menampar mereka
Aku korban atau tersangka?
Sakit yang dirasa pun menyakiti lawannya
Lawannya pun ikut sakit dan tak tahu arah
Lalu apa bedanya?
Aku korban atau tersangka di sini?
Bak paling sedih tapi menyakiti
Itu sama sama mengkhianati
Tak ada bedanya di sini
Iya, itu salah sekali
Saat sakit hati, tak usah mengikuti
Kataku dalam hati
Istighfar berkali kali, untuk menenangkan diri.
Dhul_
4/16/2018
Puisi Pendosa
Ada tajuk bayang bayang kembali
Ada air menderas di atas pipi
Mengingat masa itu lagi
Saat dia menggenggamku dalam sunyi
Merasa tak ada lagi yang mengawasi
Bodoh! Padahal banyak yang mengerti
Ada yang memiliki hidup dan mati
Harusnya aku mengerti
Hidup tak slalu begini
Bisa perih, tersakiti
bisa juga bahagia sendiri
Sang pendosa..
Ia tak tau arah
Entah mau kemana
Ia membawa luka
Sang pendosa..
Bukalah matanya
Mata hatinya
Tuk melihat dunia
Bahwa dunia ini fana...
Dhul.
2/08/2018
Mungkin itu cinta
Membicarakanmu, bisu.
Mengingatmu, rindu.
Membencimu, rapuh.
Tak satupun mengerti.
Arti sendiri.
Sepi menemani.
Mungkin tak tahu diri?
Boleh jadi merasa sepi.
Karena tak mengenal diri.
Boleh jadi ingin pergi.
Tak sanggup sendiri.
Melihat ia bersama ia.
Aku tak percaya.
Tapi harus mengakuinya.
Biarkan saja.
Biar bahagia, mungkin itu seperti cinta.
8/14/2014
Avicenna (Ibn Sina)
Assalamualaikum.wr.wb.
Mungkin reader tidak asing dengan nama ilmuwan yang bernama Abu Al Husain bin Abdullah bin Sina yang biasa dipanggil Ibn Sina, dengan nama barat Avicenna ialah filsuf dan ilmuwan zaman pertengahan. Avicenna memberi banyak sumbangan kepada bidang kedokteran, sejarah islam, metafisika, dan agama. Avicenna sudah menghafal AlQur'an pada umur sepuluh tahun, dan berpraktik dokter pada umur lima bekas tahun. Seratus lebih buku telah ditulisnya, dan karyanya yang paling masyhur adalah "Qonun fi al-Thibb" , yaitu karya yang memuat seluruh pengetahuan kedokteran.
Subhanallah, begitu mulyanya para ilmuwan pada zaman itu. Nah, untuk para calon ilmuwan akhir zaman ini, perlu kita teladani ilmuwan-ilmuwan yang sudah berhasil membawa nama baik agama Islam kita.
Semoga menjadi motivasi
-chaydha-