7/12/2018

Makna Hidup 2 (Orangtua)

Salam. :)
Ngga kerasa yaa tahun 2018 udah sampe pertengahan Bulan Juli.
Hari ini, aku mau berbagi cerita. Mengambil makna hidup yang diambil dari cerita orang tuaku.
Mungkin kalian sama kayak aku, tukang bantah kalo lagi dinasihtin orangtua.Awalnya menurutku sah-sah aja kalau seorang anak masih suka membantah di usiaku ini. Tapi lama kelamaan aku berfikir ini yang namanya kurang ajar nggak sih?
Logikanya kalau misalkan kalian dibantah atau dijutekin mulu sama temen, pasti habis kesabaran. Tapi orangtua bisa begitu gampangnya memaafkan coy selama itu masih wajar.
Jadi begini ceritanya.
Waktu itu aku lagi sering membantah kalau orangtua lagi nasihatin. Aku nggak paham kenapa suka banget emosi akhir-akhir ini. Aku shock banget kalau ternyata orangtuaku ada di puncak kesabaran. Beliau nangis sambil nasihatin sampai akupun ikut nangis. Aku, adik, mbak, di situ ikut nangis. Dalam keadaan itu aku masih terbawa emosi karena belum menerima seolah dipojokin. Well, butuh waktu cukup lama, aku merasa ini hal bodoh selama aku hidup 22 tahun di dunia. Baru kali ini aku bisa memaknai hidup dan menghargai hidup. Aku inget banget, salah satu orangtuaku cerita kalau di masa lalunya, beliau pernah salah ngomong ke ibunya. Beliau nggak pernah membantah dan selalu menutupi kesulitan dari ibunya yang waktu itu sedang sakit. Tapi waktu itu, beliau menanggapi cerita ibunya yang akhirnya beliau merasa jawabannya itu nggak perlu diuangkapkan. Kalian ingin tahu? Beliau menyesalnya sampai sekarang dan beberapa kali inget sebelum tidur. Gila nggak sih? Hanya gara-gara salah ngomong, menyesalnya sampai sekarang.
Jadi guys, dari situ aku memgambil kesimpulan. Berapa tahunpun kita hidup, nggak bisa semata-mata pakai logika sendiri. Hidup udah ada yang ngatur. Rezeki nggak melulu tentang duit. Ditemenin orangtua sampai segede ini dan bisa punya banyak cerita dari orangtua itu rezeki. Kalau kita masih suka ngeluh, itu nggak bersyukur.
 Jadi saran buat temen-temen dan juga aku sendiri, jangan suka menghakimi kesalahan orangtua. Bagaimanapun, orangtua masih bnyak banget kebaikan yang nggak bisa disebutin satu persatu. Kita nggak sanggup membalas satu persatu juga. Ketika orangtua marah, yang dibutuhkan adalah kita mendengarkan dengan baik dan nggak membantah. Masalah setelah dinasihatin atau malah kita nggak ngejalanin, itu beda urusan lagi. Jadi pendengar yang baik dan belajar menahan emosi di depan orangtua itu sangat penting. Kalau dipikir-pikir, orangtuapun juga demikian. Dari kita masih bayipun, orangtua belajar sabar dan menerima keadaan kita. Maka dari itu, hargai waktu kalian bersama orangtua, bayangin yang sekarang udah nggak ada orangtua. Sejelek apapun sifat orangtua kita, tetep orangtua yang ngerawat kita tanpa kenal lelah. Kata umi aku juga, di Alqur'an surat Luqman pun udah dijelasin kalau sudah menjadi kewajiban kita menjaga dan menghargai orangtua apapun bentuk orangtua kita. Bahkan kalau orangtua nyuruh hal yang buruk, kita cukup tidak mengikuti perintah tersebut tapi tetep kewajiban kita menemani beliau. Begitu :)
Panjang bett dah. Semoga kalau ada yang membaca, nggak bosen ya dengan tulisan yang panjang dan semoga bermanfaat :)

Dhul_

Tidak ada komentar: