"Yah, aku masuk ke grub drumband. Aku dipilih jadi pemain pianika." Si putri kecil begitu bahagia dengan kabar diterimanya sebagai pemain "pianika", alat musik yang kebetulan ia gemari. Di rumah ia suka bermain dan belajar sendiri dengan alat musik bekas kakaknya dulu. Sayang, beberapa not sudah tidak berfungsi. "Yah, pianika punya kakak udah banyak yang nggak bisa. Kalau beli lagi bagaimana?", Kemudian ayahnya mengangguk, tanda mengiyakan.
Beberapa hari setelah hari istimewa si putri kecil, di bulan November. Saat itu ayahnya sedang disibukkan dengan pekerjaannya, hingga larut malam. Bisa jadi, si putri kecil tidak ingat lagi dengan apa yang ia idamkan. "Nak, tidurnya yang bener." Kemudian si putri kecil bangun dengan setengah kesadarannya, dan membenarkan posisi tidurnya. "Ini pianika baru, hadiah ulang tahun." Ucap ayah pada putrinya yang sempat terbangun karena melihat pianika barunya, kemudian memeluknya, lagi-lagi dengan setengah kesadarannya.
Beranjak dewasa, si putri kecil teringat betul dialog manis dengan ayahnya malam itu. Iya, ayahnya adalah sosok paling romantis tanpa mampu membungkusnya dengan sebuah frasa atau kata-kata. Dan ia sendiri sadar, bahwa ia adalah si kecil tidak tahu diri karena lupa untuk sekadar "berterima kasih".
Cerita mini yang diqiyaskan dari cerita masa kecil. Iya, "Selamat Ulang Tahun Abah. Terima kasih telah menjadi sosok romantis yang hangat." ❤️
11/19/2019
11/10/2019
Rumit
Menjadi pribadi yang kuat, selalu terlahir dari ujian yang padat. Mana mungkin mampu tegar, tanpa melewati pagar kesabaran.
Hidup terkadang lucu. Ada orang-orang yang sibuk mengkhawatirkan, lantas yang dikhawatirkan enggan memperhatikan. Ada orang-orang yang kontinyu mendoakan, lantas yang didoakan malas tuk saling bertatapan. Ada orang-orang yang berjuang, lantas yang diperjuangkan menjauhkan diri dari peradaban.
Hidup serumit itu. Diperumit oleh manusia-manusia diluar nalar. Melulu berfikir tentang akal, lupa bahwa nurani pun turut menuntut haknya. Iya, merasa benar secara aqliyah belum tentu dibenarkan oleh lubuk hatinya.
Hidup terkadang lucu. Ada orang-orang yang sibuk mengkhawatirkan, lantas yang dikhawatirkan enggan memperhatikan. Ada orang-orang yang kontinyu mendoakan, lantas yang didoakan malas tuk saling bertatapan. Ada orang-orang yang berjuang, lantas yang diperjuangkan menjauhkan diri dari peradaban.
Hidup serumit itu. Diperumit oleh manusia-manusia diluar nalar. Melulu berfikir tentang akal, lupa bahwa nurani pun turut menuntut haknya. Iya, merasa benar secara aqliyah belum tentu dibenarkan oleh lubuk hatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)